Agar Tidak Cepat Bosan, Kita Perlu Tumbuh

Bagaimana cara memotivasi diri agar tidak cepat Bosan? Itulah topikartikel motivasi kali ini. Sepertinya memang alami jika yang namanya manusia sering cepat bosan. Sesuatu yang paling cepat membuat kita berhenti adalah kebosanan, kecuali dalam keadaan terpaksa tentunya kita akan lanjut. Cepat bosan biasanya disebabkan oleh kurangnya perubahan positif yang kita inginkan misalnya pertumbuhan. Misalnya saja bisnis internet yang kita jalankan hasilnya selalu kecil bahkan menurun, maka kecuali kita terpaksa maka mungkin kita akan berhenti tak lama lagi. Bagaimana kalau bisnis internet Anda tumbuh terus? bonusnya naik terus? Saya yakin Anda tak akan cepat bosan.

Jika sudah bosan maka keinginan belajar, motivasi kerja, motivasi bisnis dan sebagainya ikut melorot, dan potensi mencapai keadaan yang lebih baik pun menurun. Jadi, salah satu cara untuk tidak cepat bosan yang bisa menimbulkan kemerosotan maka cobalah untuk tetap TUMBUH. Pertumbuhan ini pun akan bermakna beruntun, karena kita tumbuh maka keinginan belajar meningkat, kerja menjadi lebih rajin, ide pun berdatangan dan hasilnya dapat ditebak: Terjadi Pertumbuhan lagi.

Mungkin hal yang sama berlaku dalam banyak sisi kehidupan termasuk dalam hal kekayaan dan kemiskinan. Saya pikir, karena itulah timbul istilah yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Yang tumbuh makin subur yang layu makin melempem. Ketika kebosanan mulai terasa hinggap pada diri kita, cobalah cari segala sesuatu yang mungkin masih dapat meningkatkan motivasi belajar, motivasi kerja, perasaan berarti dan segala sesuatu yang menyenangkan Anda secara positif. (Mufli)

Sobat... Tidak ada seorangpun yang dapat memotivasi diri kita, kalau kita sendiri tidak mau memotivasi diri kita sendiri. Oleh sebab itu bertumbuhlah terus-menerus agar kita terus dapat semakin besar, semakin kuat. Teruslah bertumbuh, jika tidak ingin merasa bosan. Tetaplah semangat dan jangan menyerah.

Bagaimana anda menghabiskan waktu?

Bagaimana anda menghabiskan waktu satu jam terakhir..? Apa yang akan anda kerjakan pada jam berikutnya..? Apakah di akhir hari ini anda dapat melihat kembali segalanya dengan puas – karena telah tercapai SESUATU ?

Pencapaian bukan sesuatu yang datang sendiri kepada anda. Pencapaian adalah sesuatu yang anda kerjakan dengan menit, jam dan hari yang anda luangkan. Sekarang adalah waktunya untuk mengerjakan hal itu.

Buah kesuksesan adalah kekaguman, suka cita, dan kebanggaan. Namun usaha untuk menciptakan kesuksesan adalah lebih sering melalui hal yang membosankan. Bosan, karena Anda tidak bisa
mengerjakan hal lain. Seorang bintang lapangan yang sukses, telah menghabiskan tak terhitung waktu hanya untuk berlatih.

Jam-jam itu dihabiskan di belakang layar, dan mengantar mereka menuju kemenangan dan sukses. Ini berlaku di bidang apapun. Toh, setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama setiap hari. Namun beberapa dari kita menggunakannya lebih efektif ketimbang orang lain. Apa yang akan anda kerjakan dengan jam-jam anda hari ini?(www.resensi.net)

Sobat... kalau selama tahun-tahun lalu kita banyak menghabiskan waktu kita untuk hidup yang gak tujuannya, bahkan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Mulai hari ini mari kita buat komitmen untuk mengubahnya. Pergunakan setiap detik waktu yang Tuhan percayakan dalam hidup kita untuk melakukan yang terbaik untuk mempersiapakan diri kita meraih sesuatu yang besar. Tetap semangat dan jangan menyerah.

Hasrat, komitmen dan kerja keras


Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.
Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

“Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan.
Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar.
“Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”
Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.
Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.
“Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai
penerima beasiswa.
“Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik
dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga
dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.
“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk
diterima itu tipis, mungkin nihil.”
Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa
Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang
yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar
bagian-bagian komputer dan cara kerjanya.
Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat
dari asosiasi beasiswa itu.
“Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.
Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang
guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima! Hani diterima
….
“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah
diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi
juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk
percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.
Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship,
dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi
Indonesianya telah diterbitkan.

Sobat... mungkin mimpi kita seolah-olah mustahil untuk terjadi, namun hari ini percayalah, jika kita punya hasrat yang kuat, komitmen dan kerja keras, pasti satu hari mimpi itu akan terwujud. Tetaplah semangat dan jangan menyerah.

Impian Sejati

Suatu hari, ada seorang muda yang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Si anak muda bertanya, “Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman tentunya anda bisa menjawab semua pertanyaan saya”.
“Apa yang ingin kau ketahui anak muda ?” tanya si orang tua. “Saya ingin tahu, apa sebenarnya yang dinamakan impian sejati di dunia ini”. Jawab si anak muda.
Orang tua itu tidak menjawab pertanyaan si anak, tapi mengajaknya berjalan-jalan di tepi pantai. Sampai di suatu sisi, kemudian mereka berjalan menuju ke tengah laut. Setelah sampai agak ke tengah di tempat yang lumayan dalam, orang tua itu dengan tiba-tiba mendorong kepada si anak muda ke dalam air.
Anak muda itu meronta-2, tapi orang tua itu tidak melepaskan pegangannya. Sampai kemudian anak muda itu dengan sekuat tenaga mendorong keatas, dan bisa lepas dari cekalan orang tua tersebut.
“Hai, apa yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh saya” tegur si anak muda kepada orang bijak tersebut. Orang tua tersebut tidak menjawab pertanyaan si anak, malah balik bertanya ,”Apa yang paling kau inginkan saat kamu berada di dalam air tadi ?”. “Udara, yang paling saya inginkan adalah udara”. Jawab si anak muda.
“Hmmm, bagaimana kalo saya tawarkan hal yang lain sebagai pengganti udara, misalnya emas, permata, kekayaaan, atau umur panjang ?”tanya si orang tua itu lagi.
“Tidak ….. tidak …… tidak ada yang bisa menggantikan udara. Walaupun seisi dunia ini diberikan kepada saya, tidak ada yang bisa menggantikan udara ketika saya berada di dalam air” jelas si anak muda.
“Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. KALAU KAMU MENGINGINKAN SESUATU SEBESAR KEINGINANMU AKAN UDARA KETIKA KAMU BERADA DI DALAM AIR, ITULAH IMPIAN SEJATI” kata si orang tua dengan bijak.

Sobat... dosenku pernah berkata : Lebih baik gila tapi punya mimpi daripada waras tapi gak punya mimpi. Orang gila yang punya mimpi pasti akan menjadi waras, tapi orang waras yang gak punya mimpi maka pada satu titik dia bisa menjadi gila karena dia gak pernah tahu dia hidup untuk apa.

Sobat... milikilah impian sejati, karena mimpi itulah yang akan membuat kamu punya semangat untuk melakukan sesuatu. Dan jangan hanya bermimpi tapi lakukan sesuatu untuk kamu dapat mewujudkan mimpi itu. Tetap semangat dan jangan menyerah

Mulai lagi

Bukan hanya saat yang menderita yang membuat kita terjatuh. Namun, saat kita merasa nyaman, itu bisa membuat kita jatuh.

Jadi teringat cerita gurauan tentang dua angin yang berlomba untuk menjatuhkan monyet dari atas pohon. Angin yang pertama dengan segenap kekuatannya mengguncang pohon samapi pohon itu hampir tumbang, namun monyet yang ada diatas pohon itu tidak jatuh juga. Monyet itu malah semakin kencang berpegangan dengan pohon sehingga dia tidak jatuh. Dan tiba giliran angin yang kedua. Angin yang kedua tidak menggunakan kekuatannya dengan keras. Namun dia menghembus sepoi-sepoi. Mula-mula monyet itu menjadi ngantuk, dan akhirnya mulai tertidur. Monyet yang tadinya berpegangan dengan pohon akhirnya tertidur pulas dan tidak berpegangan lagi sehingga dengan sendirinya dia jatuh dari pohon itu.

Sobat.... keadaan yang nyaman sering membuat potensi kita tidur, bahkan bisa membuat kita terjatuh dalam kesalahan. Mulai hari ini, jika engkau sedang merasa nyaman dengan keadaanmu, berbuatlah sesuatu, kerjakanlah sesuatu. Jangan kamu diam dalam kenyamananmu. Kalau kamu sedang terjatuh, jangan berhnati disini. Ayo bersama saya bangkit dan mulai dengan semangat yang baru lagi. Tetaplah semangat dan jangan menyerah.

Miliki Sikap Mau Diajar

John C Maxwell menceritakan kisah sahabatnya Sam Chand yang sangat berbakat dalam musik. Dalam suatu makan siang bersama, keduanya berbincang tentang pengalaman Sam.

"Saya bisa memainkan segala jenis keyboard, akordeon, drum, gitar, saksofon, biola," cerita Sam. "Saya secara mendasar bisa memainkan apa pun. Jika saya mendengar sebuah nada sekali saja, saya bisa memainkannya."

Itu kedengarannya seperti suatu karunia yang luar biasa. Tetapi Sam berkata bahwa saat ia memutuskan untuk meningkatkan permainan saksofonnya ke suatu tingkat baru dengan mengambil les jazz, ia segera menjadi frustrasi. Karena ia telah bermain dengan mengandalkan telinganya dan musik selalu datang begitu mudah padanya, ia tidak mempunyai kesabaran dan kegigihan yang ia perlukan untuk berhasil. Akhirnya ia menyerah.

Salah satu paradoks kehidupan adalah bahwa hal-hal yang sebelumnya membuat Anda berhasil jarang merupakan hal-hal yang menjaga Anda tetap berhasil. Anda harus tetap bersikap terbuka pada ide-ide baru dan mau mempelajari keahlian-keahlian baru. J. Konrad Hole memberikan nasihat seperti ini:













Jika Anda tidak bisa diajar, mempunyai bakat tidak akan menolong Anda.
Jika Anda tidak bisa bersikap fleksibel, mempunyai suatu sasaran tidak bisa menolong Anda.
Jika Anda tidak bisa beryukur, mempunyai kelimpahan tidak bisa menolong Anda.
Jika Anda tidak bisa dibimbing, mempunyai suatu masa depan tidak bisa menolong Anda.
Jika Anda tidak mampu bertahan, mempunyai suatu rencana tidak bisa menolong Anda.
Jika Anda tidak bisa didekati, mempunyai keberhasilan tidak bisa menolong Anda.

Ini mungkin kedengarannya sedikit aneh, namun jangan biarkan bakat Anda menghalangi jalan keberhasilan Anda. Tetaplah bisa diajar. Miliki sikap hati yang benar, berapapun usia Anda teruslah belajar, maka hal itu akan membawa Anda kepada jalan keberhasilan.(Talent Is Never Enough; John C Maxwell; Immanuel Publishing)

Sobat... Jangan pernah berhenti belajar, Karena ketika kita memutuskan berhenti untuk belajar itu berarti kita seperti orang yang berjalan mundur, karena dunia akan terus berkembang. Kita takkan bisa mengikutinya jika kita tidak mau belajar. Teruslah belajar, tetaplah semangat dan jangan menyerah.

Jika kita kehilangan....

Sebuah kenyataan hidup yang harus kita renungkan hari ini adalah jika handphone kita terjatuh. Dari sebuah kejadian ini ada 4 skenario yang akan membuat kita sedikit mengubah pola pikir kita yang selama ini seringkali salah. Mau tahu skenarionya?

Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki.

Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita. “Pak, handphone bapak barusan jatuh nih,” kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita. Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut? Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.
Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata,
“Pak, handphone bapak barusan jatuh nih.” Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.
Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta. Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita.
Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.
“Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang,” kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita. Orang yang menemukan handphone kita berkata,
“Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya.”
Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui “orang baik” tersebut. Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang. Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?
Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.
Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya kita tiba di rumah.
Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
“Bapak / Ibu yang budiman.
Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.
Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat
mengembalikan handphone itu kepada saya.
Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. ”
SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.
Kita sudah putus asa.
Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.
Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).

Moral of the story

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.
Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.
Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.
Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita,
bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama.
Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara
empat orang di atas.
Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.
Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.
OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga sudah mulai merasakan kehilangan karena saat itu kita baru sadar, dan kita sudah membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.
Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.
Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu. Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Kesimpulan
Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?
Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.
Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.
Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.
Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?Sebaiknya tidak.
Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.
Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.
Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh. Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.
Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar. (Yauhui.net)

Sobat... tunggu apalagi,sekarang juga bersyukurlah kepada Tuhan atas anugerahNya bagi kita. Tetaplah semangat dan jangan menyerah.